Dalam gambar teknik maupun gambar yang digunakan
sebagaimana umumnya, penggunaan simbol yang dilengkapi dengan notasi dan skala,
sangat umum digunakan untuk mewakili suatu keadaan, kondisi atau makna tertentu
dari obyek/benda tertentu.
Simbol Gambar Konstruksi
Simbol adalah gambar, bentuk, atau benda yang
mewakili suatu gagasan, benda, ataupun jumlah dari suatu obyek tertentu.
Skala Gambar Serta Simbol Dan Notasi Gambar Konstruksi |
Simbol sangatlah dibutuhkan untuk kepentingan
penghayatan akan nilai-nilai yang diwakilinya dan dapat digunakan untuk keperluan
apa saja.
Simbol dalam dunia konstruksi, yang terwujud dalam
gambar teknik, telah menggunakan aturan-aturan gambar teknik secara universal.
Simbol dalam arsitektur dipakai untuk menggambarkan
suatu material atau bahan konstruksi yang digunakan, seperti material atau
bahan bangunan seperti:
1.
Kayu
2.
Batu bata
3.
Batu kali
4.
Besi
5.
Beton
6.
Plastik
7.
Maupun jenis material
lainnya
Selain digunakan untuk tanda material atau bahan
tertentu, symbol juga dapat dipakai untuk mewakili tanda dari suatu sistem
instalasi, baik mekanikal maupun elektrikal. Beberapa contoh material atau
bahan konstruksi yang sudah disimbolkan antara lain, kayu, batu, dinding
pengisi, dan beton.
1.
Kayu
Material atau bahan kayu adalah material yang
paling banyak digunakan dalam industri konstruksi. Bahan dasar kayu berasaldari
pohon yang diolah menjadi bermacam-macam ukuran dengan beragam kualitas kayu.
Material atau bahan kayu digunakan pada industri
konstruksi untuk struktur bangunan, seperti:
-
Tiang kayu (kolom)
-
Balok lantai
-
Kuda-kuda
Kemudian untuk material yang bersifat
non-struktural pada bangunan, seperti:
-
Pintu
-
Kusen pintu, dan
jendela
-
Lantai kayu (parket)
-
Plafon (lang it-lang
it)
-
Meja kerja
-
Meja tamu
-
Kursi
Material atau bahan jenis kayu yang sering
digunakan sebagai kayu balok (ukuran lebar/tinggi: 6/ 1 2; B/ 1 5; 5/7 ; 2/3),
dan papan (3/15;3/20, dan ukuran lainnya).
2.
Batu
Material atau bahan lain yang sering digunakan
adalah material jenis batu-batuan. Jenis batu-batuan sangat beragam dan
memiliki tekstur serta warna yang beragam pula.
Seperti halnya material kayu, bahan jenis batu juga
dapat dipakai sebagai struktur bangunan yang menopang berdirinya suatu
bangunan), maupun dapat dipakai sebagai bahan (dinding) pengisi serta bahan
finishing.
Beberapa jenis material yang dikelompokkan dalam
jenis bahan batu seperti batu bata dan batako. Proses pembuatan jenis bahan ini
melalui proses pencetakan (tanah liat dan sejenisnya), yang kemudian
dilanjutkan dengan proses pembakaran.
3.
Dinding Pengisi
Dinding pengisi, sering disebut dinding pada bangunan,
biasanya menggunakan material batu bata atau batako. Namun, dengan perkembangan
teknologi bahan untuk saat ini sudah muncul material/bahan lain sebagai
pengganti batu bata.
Dinding bata biasanya diselesaikan (finishing)
dengan menggunakan plesteran, acian, dan dicat. Oleh karena itu, simbol untuk
dinding batu bata (bata) digambarkan seperti di bawah ini.
Denah dinding batu bata (dinding bata), digambarkan
dengan cara memberiarsir pada kedua garis dinding dengan sudut kemiringan 450
berlawanan arah jarum jam.
Untuk dinding bata dengan campuran plesteran
(adukan) biasa dan untuk campuran adukan transraam (kedap air), ditambahkan
arsir dengan kemiringan sudut 450 searah jarum jam.
4.
Beton
Material/bahan lain yang dipakai adalah beton.
Beton merupakan campuran dari bahan utama semen, pasir, dan batu kerikil/split.
Material beton dapat ditambahkan (di dalamnya)
dengan material besi bertulang yang berfungsi untuk menambah kekuatan dari
beton tersebut.
Beton (besi) bertulang merupakan komponen bangunan
yang dipakai sebagai struktur bangunan yang menopang berdirinya suatu bangunan.
Komponen tersebut dapat sebagai tiang/kolom, balok maupun plat lantai. Material
beton yang didalamnya terdapat rangkaian tulangan besi, lazim
disebutkan/dinamakan dengan sebutan beton bertulang. Contoh beton bertulang,
secara grafis digambarkan sebagai berikut.
Notasi
Demikian halnya dengan notasi, notasi dalam gambar
teknik (konstruksi) adalah bagian yang tak terpisahkan dari satu obyek gambar.
Notasi dapat berupa informasi yang berkaitan dengan
nama gambar, keterangan gambar, dimensi/ ukuran dari obyek gambar, seperti
panjang, lebar atau tinggi benda, garis ukuran, maupun keterangan lainnya yang
dianggap perlu.
Perletakan notasi gambar dan kelengkapan informasi
lainnya diletakkan sesuai dengan tata cara perletakan notasi gambar. lnformasi
lainnya yang perlu disajikan dalam satu kertas gambar dibuat dalam satu kop
gambar.
Kop gambar berisikan informasi mengenai nama proyek
(nama kegiatan), pemilik proyek, lokasi proyek, nama konsultan perencana arsitek,
konsultasn stru ktur, konsultan meka niikal/elektrikal (M/E) dan informasi
Iainnya yang berkaitan dengan kegiatan proyek tersebut.
lnformasi yang berkaitan dengan kegiatan proyek ini
penting, karena melibatkan beberapa pihak yang memiliki keahlian yang berbeda
serta tanggung jawab keilmuannya masing-masing.
Simbol dan notasi dari obyek gambar/benda,
digambarkan dengan menggunakan skala (ukuran) tertentu sesuai dengan tingkatan
informasi yang ingin dicapai. Semakin besar skala gambar, semakin detail
informasi obyek gambar yang disajikan.
Secara rinci, notasi gambar berisikan informasi
yang tertera di luar gambar, yang terdiri dari nama gambar (gambar site plan,
denah, tampak, potongan, dll)dan skala gambar, yang menunjukkan gambar tersebut
digambar dengan menggunakan skala tertentu, misalnya skala 1 :500, 1 :200, 1 :
50, 1 : 10.
lnformasi lain adalah yang tertera didalam gambar,
seperti nama ruang, ukuran (dimensi) ruang/jarak, ketinggian lantai, dan
lainnya. Notasi dalam gambar dapat dikelompokkan dalam beberapa bagian.
1.
Notasi Kop Gambar
Notasi lembar/kertas gambar, biasanya disebut
sebagai kop gambar. Kop gambar berisi informasi bersifat umum yang berkaitan
dengan nama kegiatan/proyek, nama konsultan, dan informasi lainnya.
lnformasi dalam setiap lembar gambar saling terkait
antara satu dengan lainnya. Hal ini untuk memudahkan bagi pengguna gambar dalam
membaca gambar jika terdapat satu gambar pada halaman tertentu.
2.
Nama Gambar Dan Skala Gambar
lnformasi gambar yang diberikan pada lembar gambar
berupa nama dan skala gambar. Notasi nama gambar dan skala gambar ditulis
secara jelas dengan huruf copital (besar).
3.
Nama Ruang Dan Ketinggian Lantai
lnformasi yang diberikan berupa nama ruang dan
ketinggian (peil) lantai ruang tersebut.
4.
Notasi Dimensi
Kesempurnaan gambar yang
telah disajikan dalam tiap lembar gambar perlu dilengkapi dengan notasi dimensi
(ukuran) berupa panjang, lebar, atau tinggi.
Notasi dimensi mikro menjelaskan jarak atau ukuran
dari tiap unit bagian, misalnya jarak antar ruang-dalam dari satu bangunan.
Ukuran dimensi mikro juga dapat dipakai untuk
menyatakan ketinggian dari masing-masing unit bangunan, misalnya ketinggian
dari masing-masing lantai bangunan hingga ketinggian atap.
Sementara notasi dimensi makro menunjukkan jarak
atau ukuran secara keseluruhan dari satu bangunan. Ukuran dimensi makro
meruPakan sederet informasi dari ukuran dimensi mikro.
5.
Notasi Arah potongan
Notasi arah potongan memanjang maupun melintang
digambarkan sebagai berikut.
6.
Notasi Material/Bahan Penutup Akhir (finishing)
lnformasi lain yang perlu diberikan pada gambar
adalah notasi material finishing (bahan penutup akhir). Notasi material/bahan
pada setiap ruangan (dinding, lantai dan plafond) dibedakan dengan penggunaan
notasi bentuk segitiga dan bujur sangkar.
Jenis material/bahan ditampilkan pada lembar gambar
dengan menggunakan tabel, yang diletakkan pada area notasi lembar gambar (kop
gambar).
Penulisan nama material/bahan menggunakan notasi
angka, sesuai dengan daftar/tabel materil/bahan finishing yang tertulis di
lembar gambar (kop gambar).
Daftar material ini dapat berubah sesuai dengan
proyek yang dirancang. Berikut diberikan contoh penggunaan notasi bahan pada
satu ruangan.
Skala
Skala adalah perbandingan antara ukuran di peta
dengan ukuran sesungguhnya di lapangan. Jenisnya ada skala numerik dan skala
grafik.
Skala numerik adalah skala yang ditampilkan dengan
simbol angka.
Contoh: Skala 1:2.000 Pengertiannya: 1 cm di peta
sama dengan 2.000 cm (20 m) di lapangan.
Skala grafik adalah skala yang ditampilkan dalam
bentuk grafik gambar yang menyatakan perbandingan panjang ukuran di peta dengan
ukuran sebenarnya dilapangan. Contoh; Skala l:100, digambarkan dengan skala
grafik:
Besaran rasio skala pada gambar akan menentukan
tingkat keakuratan dan kejelasan dari gambar tersebut. Penggunaan skala gambar
yang besar (misalnya skala 1: 10 atau 1 : 20) memiliki berdampak yang semakin
jelas dan detail.
Selain itu, dapat dilengkapi dengan informasi yang
lengkap tentang gambar tersebut berupa notasi-notasi gambar. denah sebuah denah
pos jaga yangdigambarkan dengan menggunakan skala 1: 100 dan 1 : 50.
Penggunaan rasio skala untuk jenis gambar dapat
berbeda-beda, sesuai dengan tingkat kebutuhan gambar tersebut.
Berikut diberikan tabel penggunaan rasio skala
untuk jenis gambar arsitektur, mesin (industri), dan pemetaan. Penggunaan rasio
skala gambar juga disesuaikan dengan format kertas gambar. Ukuran kertas gambar
disesuaikan pula dengan tingkat kebutuhan penggunaan gambar.
Selain menggunakan skala, baik skala numerik maupun
skala grafik, biasanya suatu gambar dilengkapi dengan obyek tertentu yang
rentang besarannya (panjang, lebat atau tinggi)dalam ukuran yang umum,
sepertitinggi manusia, berkisar 1,60-1,80 m, kendaraan (mobil sedan)dengan
panjang 3,50-4,00 m dan lebar 1,80-2,00 m.
Obyek lain, seperti pepohonan juga dapat dipakai
sebagai pelengkap dari informasi ketinggian suatu bangunan. Diharapkan dengan
adanya obyek (baik manusia mapun mobil), besaran dari bangunan dapat lebih
informatif.
Penggunaan obyek
manusia membantu pembaca gambar dapat memperkirakan ketinggian dari ruangan
maupun ketinggian dari bangunan secara umum.
EmoticonEmoticon