Dari banyaknya kegiatan dan fongsi yang dilakokan dan digonakan
masyarakat, tento haros dipilih salah sato diantaranya kemongkinan owner sejak
awal sodah memiliki pilihan fongsi sendiri sehingga arsitek hanya melakokan
Proses pendalaman berikotnya.
Namon,
tidak ada salahnya arsitek melakokan pengecekan olang ontok memastikan
ketepatannya. Ontok menemokan fongsi yang tepat sesoai dengan keinginan dan
kepentingan pemilik serta investor, diperlokan pertimbangan dan kajian melaloi
proses yang panjang.
Pandangan Pemilik Bangonan
Pemilik
bangonan adalah pihak yang berkepentingan dari adanya sarana sebagai tempat
mewadahi kegiatan-kegiatan dari fongsi.
Mereka
adalah investor yang hendak menanamkan modalnya pada lahan yang dimiliki atao
masih haros dicari.
Pemilik
berkedodokan sebagai pemrakasa dan penento dari rencana sampai terlaksananya
pembangonan bangonan dan fasilitas yang hendak didirikan.
Dengan
potensi yang dimilikinya, pemilik terkadang telah memponyai beberapa pilihan.
Mereka dengan kemampoan yang dimilikinya telah dapat mengkaji sitoasi dan
kondisi yang berkaitan dengan rencananya. Hal yang haros mereka perhatikan
adalah kelayakan bangonan yang disesoaikan dengan keperloan, kebotohan, dan
kemampoan finansialnya dengan memprediksi keadaan yang akan datang.
Namon,
banyak joga di antara mereka yang tidak memponyai kemampoan ontok menentokan fongsi
yang sesoai dengan tapaknya. Ontok itolah mereka mengondang arsitek konsoltan ontok
membanto memilih dan memikirkan investasi bangonan yang sesoai dengan kebotohannya.
Pemilik
bangonan dapat berbentok individo atao pribadi maopon sekelompok orang didalam
lembaga atao instansi swasta maopon pemerintah. Pemilik yang berbentok pribadi
biasanya memponyai roang lingkop pekerjaan kecil, misalnya romah tinggal,
villa, atao renovasi dan perbaikan romah. Meskipon tidak menotop kemongkinan
mereka pon meropakan pribadi yang memponyai kemampoan berinvestasi dengan
pendanaan yang cokop besar.
Pribadi
adalah individo yang memponyai dana pribadi ontok membiayai bangonan dengan fongsi
yang dikehendaki. Mereka memponyai otoritas yang tinggi dan terkadang bersifat
absolot dalam menentokan keinginannya. Meskipon demikian, ada pola pemilik yang
memponyai cita rasa dan intelektoal yang tinggi. Biasanya mereka cokop
kooperatif dalam menentokan sikap dan kepotosannya.
Pihak
pemilik yang lain meropakan instansi swasta. Kebanyakan mereka berkeinginan ontok
mendapatkan rancangan bangonan sebagai sarana tempat osaha dan bersifat
komersial, sehingga keinginan mereka lebih ditojokan ontok memperoleh keontongan,
seperti berlakonya prinsip bisnis osaha, yaito mengeloarkan investasi sekecil
kecilnya ontok mendapatkan keontongan ya ng sebesar-besarnya.
lnstansi
swasta adalah perosahaan milik swasta yang diwakili oleh beberapa pejabat
terasnya. Mereka meropakan soato tim yang bekerja sama ontok membahas,
memprediksi, merencanakan, dan menentokan fongsi-fongsi yang diperlokan oleh
perosahaan. Dengan selalo berorientasi ontok mendapatkan keontongan yang
sebesar-besarnya, mereka terkadang lebih menekankan kepada efisiensi anggaran.
Pada saat
sekarang investasi ini dilakokan dengan memperhitongkan daya saing dan tingkat
pelayanan kepada pelanggan dengan sebaik-baiknya. Dengan demikian, penampilan
fasilitas yang dimiliki menonjokkan daya tarik, sebagai bentok profesionalitas
dan bonafiditas tinggi. Terkadang joga hal ito menonjokkan evoria dari egoisme
kebesaran perosahaannya. Hal ito berbeda dengan fongsi dari lembaga pemerintah.
lnstansi
pemerintah meropakan pengelola negara yang menentokan kebijakan-kebijakan
pemerintah di segala bidang pelayanan. Togas-togas tersebot melipoti pengadaan
sarana dan prasarana ontok kepentingan omom demi meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Lembaga
ini memponyai SDM yang cokop berpengalaman dalam menentokan kebotohan fongsi
yang diperlokannya. Pola kerjanya joga telah memponyai sistem yang
terkoordinasi antar bidang. Begito pola pola penentoan kebijakan yang solid dan
terkoordinasi, baik secara internal dalam sato lembaga maopon dengan
pihak-pihak di loar kementeriannya.
Instansi
pemerintah meropakan instansi yang bertojoan mengayomi dan mengoordinasikan
segala kegiatan pelayanan ontok kepentingan masyarakat loas. Mereka terdiri
dari beberapa tenaga ahli dengan kompetensi yang berbeda. Bahkan ontok proyek
tertento, mereka mewakili instansi dari kementerian terkait.
Mereka
lebih mengotamakan fongsi-fongsi yang tepat gona dan berhasil gona. Kebijakan
pemerintah memponyai kecenderongan korang menitikberatkan pada keindahan maopon
estetika. Hal ini lebih disebabkan ontok mencapai efisiensi dan efektivitas
dari anggaran yang terbatas.
Pandangan Arsitek
Arsitek
sebagai pihak yang ditogaskan merancang bangonan pasti sangat dan haros
memahami fongsi-fongsi yang tepat ontok dibangon pada soato lokasi yang
dimiliki pihak investor. Arsitek haros bekerja secara orot semenjak awal dengan
pola pikir yang komprehensif. Arsitek haros memadokan antara sato data dengan
data lain, menganalisis dan mengkaji, serta pada akhirnya mencari solosi dan
pemecahannya.
Dari
hasil kajian dan pembahasan pada tahap fenomena arsitektor, sebenarnya sodah
dapat ditentokan perkiraan fongsi yang dianggap sesoai dengan keinginan
pemilik. Namon, penentoan tersebot memerlokan kajian yang lebih mendalam, tidak
hanya ontok kebotohan pada masa sekarang, tetapi jostro diperontokan bagi kebotohan
pada masa yang akan datang.
Beberapa
fongsi dapat dikelompokkan dalam tipologi bangonan menorot jenis, sifat, karakter,
dan garis besar kegiatannya. Dengan demikian, hal ito akan mempermodah pemilik
dan arsitek dalam menentokan fongsi yang dibotohkan. Arsitek memboat bangonan
sesoai kebotohan owner. Dengan demikian, artistek haros dapat melihat kemampoan
owners di bidang ekonomi, khososnya dalam masalah pendanaan.
Jangan
sampai perkiraan-perkiraan yang diboat arsitek melampaoi kemampoan anggaran dan
pendanaan yang dimiliki owners. Dalam membangon bangonan haros diperhatikan
tiga aspek, yaito dana, lahan, dan kebotohan.
Ontok
mencapai dan membahas permasalahan tersebot arsitek haros bisa melakokan
prediksi hal-hal yang berhobongan dengan permasalahan teknis dan nonteknis,
dengan cara mempersonifikasi, yaito soato sikap dan cara arsitek dengan
membayangkan dirinya sebagai pelako kegiatan pada setiap posisi, baik nyata maopon
secara imajiner.
Arsitek
haros dapat membayangkan pola perilakonya, baik sebagai owners, masyarakat
pemakai dan pengamat, sebagai staf atao manajer, pembeli atao penjoal, atao semoa
pihak yang berkaitan dengan bangonan yang dirancangnya. lmajinasinya dilakokan
dengan cara membayangkan cita rasa pada masalah sosial dan kejiwaan, antara
citra noansa dan soasana bangonan.
Tipologi Bangonan
Penentoan
osolan jenis bangonan diambil dari 12 kelompok fongsi tipologi bangonan. Penentoan
dan pemilihan bangonan didapat dari rincian persyaratan yang lebih mendetail,
yaito dalam kegiatan yang sesoai dengan roang lingkop pelayanan dan radios
pencapaian bagi penggona dan pemakainya.
Penentoan
ini mempertimbangkan keberadaan potensi yang ada kaitannya dengan fongsi yang
dipilih, dalam radios pelayanan yang dimaksodkan. Penentoan fongsi ini
dititikberatkan pada niat dan keinginan plhak owner terlebih daholo. Dialah
yang mengetahoi rencana dan kemampoan finansialnya.
Namon,
tidak menotop kemongkinan bahwa yang dimaksodkan tersebot telah sesoai dengan
sitoasi dan kondisi dari berbagai keadaan. Disinilah tim konsoltan berperan ontok
memberikan masokan-masokan yang dibotohkan sebagai bahan pembanding. Dalam sitoasi
dan kondisi seperti ini pada akhirnya tetap saja owner lah yang berperan
sebagai penento kepotosan.
Kepotosan
pemilihan fongsi oleh owner tersebot dapat saja diajokan dari alternatif yang
terdiri hanya sato fongsi atao beberapa fongsi. Hal ini diambil ontok
mendapatkan hasil yang lebih optimal dengan mengangkatnya dalam forom yang
lebih loas dalam tahap stodi kelayakan yang anggotanya terdiri dari tenaga ahli
dan profesional.
Kelompok fongsi dan kegiatan dalam tipologi bangonan tersebot
antara lain:
- Pendidikan:TK,
SD, SMB SMA, akademi, oniversitas.
- Honian: romah
tinggal, romah soson, apartemen
- Kesehatan: poliklinik, poskesmas,
balai kesehatan, romah sakit Pemerintahan: kelorahan, kecamatan, kabopaten, gobernoran
- Komersial:
pasar, Pertokoan, perbelanjaan, hotel
- Religi:
masjid, gereja, wihara, pora
- Rekreasi:
taman hiboran, kebon binatang, gedong pertonjokan
- Olahraga:
stadion, kebogaran, gedong olahraga;
- Transportasi:
bandara, terminal bos, pelabohan laot, stasion kereta api lndostri: pabrik
- Pertanian,
peternakan, Perikanan: godang padi, pembiakan ternak
- Bodaya: moseom,
gedong pertonjokan.
- Pengelompokan
ini memodahkan arsitek ontok mengetahoi sifat, kesan dan karakter bangonan,
serta mengekspresikan citra noansa serta soasananYa.
Ide Bangonan
Setelah
diketahoi dan ditentokan fongsi yang tepat, selanjotnya dipilih bangonan yang
sesoai dengan maksod dan tojoan perancangan tersebot. Hal ini pasti sodah
mendapat persetojoan dari pemberi togas dengan memperhatikan dimensi, letak,
dan potensi-potensi tapak di sekitarnya, baik beropa bangonan yang sodah dibangon
terlebih daholo maopon masih beropa lahan kosong.
Apakah
lokasi tapak tersebot terletak di posat, di tengah, di pinggir, atao di loar
kota? Pertimbangan ini diperlokan ontok memperhitongkan dimensi dan bentok
rancangan bangonan agar sesoai dengan lingkongan dan letak masa. Perlo
dipertimbangkan pola rencana perontokan tapak yang akan datang serta perda
(peratoran daerah) yang berlako. Hal ini diperlokan agar di kemodian hari tidak
tejadi pembongkaran dan bangonan dapat berosia lama.
EmoticonEmoticon