Kota yang menjadi salah satu tempat
kehidupan manusia yang dapat dikatakan paling kompleks, karena perkembangannya
dipengaruhi oleh aktivitas pengguna perkotaan yang menyesuaikan dengan perkembangan
zaman dan tuntutan hidup.
Kota
menjadi suatu proses yang dapat dilihat hasilnya dan perkembangannya lebih
menonjol dibandingkan dengan kawasan luar kota, serta cenderung lebih
menekankan pada segi ekonomi, dianggap sebagai hasil rekayasa manusia untuk memenuhi
kehidupan ekonomi penggunanya.
Selain
itu, kota juga memengaruhi kehidupan di segala bidang, yang berdampak pada
timbulnya masalah-masalah yang semakin kompleks yang memerlukan pemecahan.
Hakikat
Kota
Beberapa
pandangan tentang hakikat kota menurut ahli di bidang perencanaan dan perancangan
perkotaan:
1. Pandangan menurut Dickinson Kota merupakan
suatu permukiman yang bangunan rumahnya rapat, dan penduduknya bernafkah bukan
dari pertanian.
2.
Pandangan menurut Mumford Kota merupakan
suatu peftemuan yang berorientasi keluar di mana kota merupakan daya tarik bagi
perrghuni luar kota untuk keperltingan perdagangalr dan kerohanian.
3. Sementara
menurut Christaller Kota ialah pusat pelayanan/penyediaan jasa-jasa/pemasaran
bagi daerah lingkungannya.
Menurut
proses yang sama, jika perkembangan wilayahnya meningkat, akan berkembang
menjadi hierarki jenjang yang ketiga, yaitu salah satu kampung akan tumbuh
rnenjadi kota yang dikelilingi oleh enarn dusun yang dilayaninya. Selanjutnya
pada hierarki jenjang keempat terdapat kota besar yang dikelilingi oleh enam
kota yang dilayaninya.
Pandangan
Menurut Marx Dan Engels
Marx dan Engels (1972) menganggap bahwa
yang penting adalah perbedaan antara dua bentuk pekerjaan, yaitu pekerjaan
rohani dan pekerjaan jasmani.
kondisi
di desa yang dikuasai oleh kaum feodal, kekayaan pedesaan diperas oleh kota.
Para budak yang melarikan diri dari pedesaan dan masuk kota (sebenarnya merekalah
yang membangun kota-kota itu) yang harus tunduk kepada organisasi kota. Menurut
Marx dan Engels mengungkapkan bahwa Negara yang ideal adalah kota/pedesaan =
tidak terasing
Pandangan
Menurut Max Weber
kota
sebagai suatu tempat yang mempunyai sifat kosmopolitan, yang terdapat berbagai
struktur sosial yang menimbulkan bermacam-macam gaya hidup. Di kota juga
terdapat dorongan untuk membentuk suatu kepribadian sosial dan mengadakan
perubahan, kota merupakan sarana untuk perubahan sosial. Menurut Max Weber
bahwa kota: pedesaan negara = kosmopolitan: homogen (Nas, 1984).
Pandangan
Menurut Simmel
Simmel
melihat kota dari sudut psikologi, kota membawa peningkatan rangsangan syaraf. Di
dalam kota metropolitan, orang mendapat bermacam-macam kesan yang tak terduga,
dan orang harus bereaksi dengan otaknya, bukan dengan hatinya seperti dalam
masyarakat pedesaan. Pasar, rasionalisme, ekonomi keuangan, sifat impersonal
serta penjadwalan waktu (menurut jam) merupakan dasar bagi rangsangan syaraf.
Pandangan
Menurut Spengler
Spengler
meletakkan hubungan antara pengertian kota, pedesaan dan kebudayaan alam, bahwa
kota merupakan suatu kesatuan yang mempunyai cara hidup yang khas, sedangkan
pedesaan dirasakan sebagai suatu yang melingkupinya, yang tidak begitu penting.
Desa
adalah salah satu kesatuan dengan alam dan pemandangan yang selaras, kota
berlawanan dengan alam dan akhirnya menjadi kota yang meliputi dunia ekumenopolis.
Di dalamnya didirikan alam tiruan. Inilah kota yang dibuat oleh arsitek kota:
artificial, utterly land-alien product of a pure intellectual satisfaction
Menurut Spengler bahwa pedesaan: kota/Negara = alam: kebudayaan (Nas, 1984).
Pertentangan
perkampungan-pedesaan berdasarkan dikotomi kerabat dihadapkan dengan bukan
kerabat, karena perkampungan terdiri atas kelompok keturunan (moiety). Kota:
pedesaan = kota: perkampungan: elite: lainnya.
Pandangan
Menurut Wirth
Kota
semakin berlambah besar, semakin padat dan dihuni oleh orang-orang heterogen,
berubah puIa sifat-sifat masyarakat.
Pandangan
Menurut Tonnies
Tonnies membedakan 2 (dua) tipe hubungan
masyarakat kota dan desa yaitu:
a. Gemeinschaft yaitu di desa -
bergotong-royollg darr di kota individualis
b.
Gesellschaft yaitu masyarakat kuno memiliki
sifat solidaritas mekanis, sedangkan masyarakat modern memiliki solidaritas
organis.
Bahwa
kota-kota di lndonesia mampu menjadi magnet untuk menarik jumlah pengunjung
yang lebih banyak karena terkenal dengan objek budaya dan nilai historis yang
tinggi, sehingga akan mampu berkernbang menjadi suatu kota yarrg tumbuh cepat,
dan membutuhkan fasiIitas-fasiIitas untuk pemenuhan kebutuhan pengunjung
tersebut.
Berkaitan
dengan hakikat kota ini, satu hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa semakin
besar suatu kota, maka akan makin kaburlah karakteristik utama yang ada
ditinjau dari segi fungsinya, karena karakteristik utarna yang timbul pada awal
mula suatu kota akan tergantikan dengan karakteristik yang lain yang lebih
modern.
Hakikat
suatu kota sendiri dapat mempunyai realisasi yang bermacam-macam, hal ini
sangat bergantung pada sudut para ahli seperti ahli geografi, geolog,
antropolog, politikus, sosiolog, ahli kesehatan, ahli hukum, ekonom, seniman
dan budayawan, teknik sipil, dan yang terakhir adalah arsitek yang berkecimpung
di bidang perencanaan kota.
Penelusuran dari berbagai pandangan
tersebut, antara lain:
a.
Ahli Geografi
Akan memandang kota dari segi permukaan
kota dan lingkungannya dengan mencari hubungan antara wajah kota, bentuk kota
dan fungsi kota itu.
b.
Ahli Geologi
Akan mernperhatikan kota dari segi
lahar dan tanah di bawah kota dan mengaitkannya dengan pembangunan.
c.
Ahli Antropologi
Bakal memandang kota dari nilai budaya
dan sejarah serta perkembangannya.
d.
Ahli Politikus
Akan menekankan pada cara mengurus
kota dan bagaimana kebijaksanaan policy) antara pemerintah, swasta dan
masyarakat serta.
e.
Ahli Sosiolog
Tugasnya berfokus pada klasifikasi
permukiman kota dari semua aspek sosialnya.
f.
Ahli Ilmu kesehatan
Akan memperhatikan keadaan lingkungan
kesehatan permukiman kota.
g.
Ahli Ilmu Hukum
Akan berfokus pada hubungan peraturan
dan keputusan dengan perencanaan kota serta pelaksanaannya.
h.
Ahli Ekonomi
Akan memperhatikan aspek perdagangan
kota yang berfokus pada hubungan kegiatan dan potensi kota yang sangat
menguntungkan secara finansial.
i.
Ahli Seni
Terutama budayawan akan mernandang
kota tersebut mempunyai kekerasan budaya, sehingga suatu kota dapat diungkapkan
dengan berbagai puisi yang indah.
j.
Ahli Teknik Sipil
Yang berfokus pada sistem prasarana
kota dan pembangunannya serta struktur anatomi kota dan perencanaannya, dan yang
terakhir.
k.
Arsitek
Memiliki
beberapa sudut pandang yang sama dengan insinyur, namun tetap akan lebih
menekankan aspek-aspek kota secara fisik dengan memperhatikan hubungan antara
ruang dan massa perkotaan serta bentuk dan polanya.
Mewujudkan
kota yang punya karakteristik, humanisme, dan spiritualitas tidak hanya
terbatas pada penataan ruang dan bangunan kota, karena kalau hanya itu yang menjadi
titik fokus yang utama maka karakteristik sebuah kota akan hilang, yang ada
hanya metropolis, aksesori, pragmatis atau sebuah kompleks kuburan yang diisi
dengan keheningan dan kebisuan.
Untuk
mewujudkan agar kota tumbuh dan berkembang menjadi pusat pendidikan, pusat
informasi, pusat pertumbuhan, pusat perubahan, pusat apresiasi dan pusat
pengembangan nilai-nilai moralitas, maka harus ada kualitas dasar manusia yang
harus menjadi penghuni sebuah kota. Kualitas dasar tersebut akan mampu
merumuskan denyut nadi sebuah kota menjadi pusat pertumbuhan peradaban manusia.
Kualitas dasar tersebut antara lain:
1.
Kota harus dihuni komunitas filosof, yang
akan merumuskan konsep ideologi, konsep ketatanegaraan dan ilmu-ilmu filsafat
lainnya.
2.
Seniman
Seorang seniman yang mempunyai
kreativitas dan karakteristik nilai keindahan yang akan membentuk watak dan
karakteristik masyarakat.
3.
Teknokrat
Mempengaruhi perkembangan sistem ekonomi,
politik, sekaligus melakukan percepatan pertumbuhan kehidupan ke arah yang
lebih baik dengan dasar ilmu pengetahuan dan teknologi.
4.
Pebisnis
Mempengaruhi proses urbanisasi dengan
cepat, karena kaum pebisnis cenderung mengembangkan sayap perdagangan dan jasa
mereka di kawasan perkotaan dengan membangun kantor pabrik, dan pusat-pusat
bisnis lainnya.
5.
Ulama
Mempunyai
kualitas spiritual untuk menyeimbangkan kemajuan peradaban manusia yang cepat,
dengan mengingatkan manusia tentang hubungan nranusia-Tuhan-alam.
Dalam
konteks ruang perkotaan, dapat diamati adanya struktur ruang perkotaan yang
dapat dibentuk oleh kerangka jaringan jalan, prasarana kota, sebaran kepadatan
penduduk, tata guna lahan (land use) dan order/tingkatan sistem layanan kota.
Berikut ini bentukan struktur ruang kota:
1.
Sebagai kerangka jaringan pembentuk utama
struktur ruang kota.
2. Sebagai pembentuk jaringan sirkulasi
transportasi, termasuk di dalamnya adalah:
a.
Manusia, barang, jasa dan informasi
(tennasuk energi).
b. Jalur dan simpul-simpul akumulasi, transit
dan distribusi, misalnya jaringan dan terminal darat, laut dan udara.
3.
Sebaran penduduk kota:
a.
pola sebaran, konsentrasi, dan kepadatan
penduduk,
b.
Kuantitas dan Kualitas,
c.
Settlement, cluster dan sebagai origin
pergerakan, penduduk.
4. Fungsi-fungsi: spesialisasi ternpat kegiatan
dalam ruang kota: membentuk zonasi dan intensitas kegiatan pelayanan kehidupan
dan penghidupan kota.
5. Batasan bentuk ruang kota dengan terwujudnya
area kehidupan/ruang terbangun kota(built up area) yang secara alami dapat memiliki
berbagai bentuk dan pola.
6. Order/tingkatan sistem layanan kota
berwujud suatu aturan hierarki dan terjabarkan ke dalarn bentuk-bentuk susunan
bertingkat-pelayanan unum kehidupan dan penghidupan kota sebagai satu kesatuan
sistem.
Dari
uraian di atas, dapat digambarkan bahwa di dalam suatu bentang wilayah dapat
ditemukan adanya komponen kota, dan kota-kota tersebut terhubung dalam satu
sistem, yaitu sebagai berikut:
1.
Kota sebagai pusat layanan kepada wilayah
sekitamya (hinterlancl).
2. Sistem Kota atau Sistem Perkotaan merupakan
jaringan produksi wilayah dengan bagian kawasan lainnya.
3. Kegiatan kehidupan kota sebagai salah satu unsur
penggerak keseluruhan struktur ruang sistemik terhadap kawasannya.
4.
Lingkup layanan perkotaan:
a. Ada kebutuhan pelayanan (wisma, suka,
karya, marga dan penyempurna) yang dilakukan sistem kota & perkotaan.
b. Ada besaran (kuantitas) dan kualitas, serta
lokalisasi sasaran pelayanan tersebut:
-
Volume & besaran populasi layanan
perkotaan yang akan berpengaruh pada tenlpat lokasinya.
- Cakupan kisaran area layanan yang akan
berpengaruh pada tingkat delirreasi area layanan perkotaan.
- Hubungan populasi penduduk dengan besaran
sarana prasarana pelayanan - berkernbang sesuai tuntutan.
5. Pemenuhan
kebutuhan sebagai solusi produksi layanan:
a.
Cara pengadaan atau produksi layanan.
b. Sebagai Penetapan atau pencarian lokasi
(area) bahan baku, lokasi pengolahan.
c.
Pemilihan jaringan aliran layanan.
d.
Pembentukan atau pemilihan area kawasan
layanan; serta
e. Salah satu cara solusi layanan perkotaan
(konsentrasi populasi, efisiensi dan sebaran cara layanan terkait situasi
kondisi wilayah layanan).
6. Rancangan sistem penyampaian atau
pelayanan/pemenuhan kebutuhan:
a. Rumusan cara sistem pemenuhan kebutuhan layanan
sosial, bisnis, transaksi pasar, dan public private.
b. Rumusan cara sistem penyampaian layanan
perkotaan sistem penyaluran; serta
c. Sebagai Kelompok populasi, transportasi,
simpul layanan, dan depo kontrol penyaluran.
EmoticonEmoticon